Seiring dengan berkembangnya zaman, banyak perangkat yang sudah terhubung ke dalam jaringan internet. Karena banyaknya perangkat yang sudah terhubung ini yang mengakibatkan keterbatasan alokasi pengalamatan Internet Protocol (IP) yang dimiliki oleh IPv4, salah satu solusinya adalah dengan transisi ke Internet Protocol (IP) versi 6 atau IPv6. Metode Tunneling 6to4, Tunneling ISATAP, dan Dual-Stack adalah beberapa metode yang digunakan untuk proses transisi dari IPv4 ke IPv6. Pada Proyek Akhir ini dilakukan simulasi dengan menggunakan software GNS3 dan hasil analisa dilakukan menggunakan software WireShark, dengan tujuan membandingkan nilai Quality of Service (QoS) dari metode yang di uji. Penulis menggunakan 3 skenario untuk simulasi yaitu jaringan dengan Tunneling 6to4, jaringan dengan Tunneling ISATAP, dan jaringan dengan Dual-Stack. Ketiga skenario ini menggunakan konfigurasi routing protokol Open Shortet Path First (OSPF) dan beban pengukuran menggunakan File Transfer Protocol (FTP) dan Hypertext Transfer Protocol (HTTP). Parameter pengukuran QoS yang digunakan yaitu transfer time, throughput, delay, dan packet loss ratio. Hasil pengukuran dan analisa simulasi menunjukkan nilai QoS pada kategori sangat bangus (very good) dengan indeks 4berdasarkan standar TIPHON dan ITU-T dari semua metode yang di uji, hanya saja pada pada pengujian dengan parameter packet loss ratio (PLR) pada protokol HTTP yang menghasilkan nilai buruk (bad). Secara keseluruhan simulasi dan analisa bahwa metode Dual-Stack memiliki nilai QoS yang lebih baik diantara metode Tunneling 6to4 dan Tunneling ISATAP. Sebagai alternatif kedua, Tunneling ISATAP memiliki nilai QoS masih lebih baik daripada Tunneling 6to4.