Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang industri telekomunikasi mempengaruhi banyak lifestyle masyarakat yang berkembang saat ini. Masyarakat bukan lagi hanya membutuhkan layanan suara seperti sebelumnya, namun juga membutuhkan layanan triple play yang mencakup layanan suara, data, dan video. Dalam mendukung layanan triple play itu sendiri, maka dibutuhkan media transmisi yang jauh lebih handal dan kapabel untuk menyediakan bandwidth yang lebih besar. Jika dibandingkan dengan media transmisi tembaga, serat optik dinilai lebih mampu meng handle besarnya trafik yang dibutuhkan untuk menunjang layanan triple play. Hal tersebut menekan penyedia layanan telekomunikasi untuk beralih pada teknologi dan infrastruktur baru, salah satunya ialah Fiber To The Home (FTTH). Pada proyek akhir ini, penulis merancang simulasi jaringan FTTH yang berlokasi pada Perumahan Grand Duta Tangerang untuk menguji kelayakan performansi jaringan FTTH tersebut. Berbeda dengan perancangan umumnya, perancangan jaringan FTTH kali ini menggunakan metode higher split ratio yang mampu menyediakan layanan triple play untuk lebih banyak user. Perancangan ini dimulai dengan pengumpulan data yang kemudian akan disimulasikan pada software OptiSystem. Simulasi disesuaikan dengan data dan spesifikasi perangkat yang digunakan oleh PT. Indosat. Dan dianalisis dengan menggunakan parameter uji kelayakan performansi jaringan FTTH yaitu Power Link Budget. Pengukuran Power Link Budget pada simulasi dilakukan melalui 2 ONT sebagai sampling. Berdasarkan hasil simulasi yang didapatkan, nilai daya terima pada ONT 1 ialah -22.254 dBm sementara nilai daya terima pada ONT 2 ialah -22.283 dBm. Hal ini menunjukkan nilai daya terima yang didapatkan memenuhi standar kelayakan yang digunakan oleh PT. Indosat dengan mengacu kepada ITU-T G.984 yaitu Pr > -28 dBm.