Perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi yang sangat pesat mengakibatkan permintaan kebutuhan akan informasi yang terus memicu perkembangan untuk memberikan suatu media transmisi yang dapat diandalkan pada segi kualitas sinyal, waktu akses, keamanan data dan daerah cakupan penerima yang luas. Penelitian ini menganalisa pengukuran pada base transceiver station yang digunakan untuk melayani jaringan LTE yang pada saat ini dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari. Untuk melayani permintaan pelanggan tersebut dibutuhkan spesifikasi yang tepat untuk memberikan kualitas sinyal, waktu akses, dan data yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Base transceiver station yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada site Bojong Gede, Villa Pertiwi, dan Cilodong yang dimana dilakukan perhitungan link power budget pada jaringan yang dillalui base transceiver station ke GPON menggunakan alat optical time domain reflectometer atau yang dikenal dengan OTDR, yang dihitung dari jumlah jarak panjang kabel serat optik, jumlah sambungan yang dilakukan, konektor yang dipakai, dan redaman-redaman yang didapat dari passiive spliter yang digunakan. Dan dibandingkan dengan hasil pengukuran di lapangan yang di dapat dengan menggunakan perangkat optical power meter pada sisi base transceiver station. Dari hasil tersebut dibandingkan dengan standarisasi ITU-T yang dipakai oleh PT.Telkom Indonesia.Tbk selaku pemilik jaringan yang digunakan base transceiver station sebesar -28 dBm.