Pengaplikasian Manajemen Risiko di PT Bozzetto Indonesia dilakukan guna memenuhi kebutuhan dan kewajiban perusahaan dalam memenuhi requirement dari pihak berkepentingan. Pengelolaan risiko pasar sangat erat hubungannya dengan naik turunnya penjualan karena berbagai macam permasalahan. Risiko teknologi sangat dibutuhkan pengelolaannya dalam rangka memenuhi kriteria klasifikasi perusahaan berisiko tinggi pada izin Usaha PT Bozzetto Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam tata ruang daerah, mengharuskan perusahaan untuk lebih fokus dalam pengelolaan risiko lingkungan karena tempat berdirinya perusahaan beririsan dengan wilayah-wilayah non pollutant. Saat ini perusahaan telah menerapkan sistem manajemen mutu dan lingkuangn yang berbasis pengelolaan risiko (ISO 9001:2015 dan 14001:2015) tetapi hal tersebut hanya berfokus pada proses yang berhubungan dengan customer satisfaction dan pengelolaan lingkungan akibat dampak operasional perusahaan saja, sehingga fokus pada risiko operasional perlu ditingkatkan oleh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain enterprise risk manajemen dengan mempertimbangkan aspek internal (Operasional & Teknologi) dan eksternal (pasar & Lingkungan) perusahaan. Penelitian ini berdasakan ISO 31000:2018 yang diintegrasikan dengan ISO 9001:2015 dan ISO 14001:205. Variable risiko yang akan diidentifikasi mempertimbangkan aspek mikro yaitu risiko internal perusahaan berupa operational risk dan Technological Risk, setra aspek makro yaitu risiko eksternal berupa market risk dan environment risk. Proses perancangan manajemen risiko mengacu pada framework ISO 31000:2018 yaitu identifikasi risko, analisis risiko, evaluasi risiko, respon risiko dan mitigasi risiko.
Hasil penelitian mendapati sebanyak 380 risiko operasional dan teknologi dimana 348 risiko adalah risiko eksisting yang terdiri dari 329 risiko operational dan 10 risiko teknologi, sedangkan 32 risiko adalah risiko baru yang terdiri dari 12 risiko operasional dan 20 risiko teknologi. Dari 341 risiko Operational yang teridentifikasi, terdapat 55 low risk yang harus direspon secara reduction dan 2 low risk yang harus direspon secara retention, 203 medium risk yang harus di respon reduction; 77 medium risk yang harus direspon secara Transfer dan 4 High risk yang harus direspon secara Transfer. Dari 39 risiko Teknologi yang teridentifikasi, terdapat terdapat 2 low risk yang harus direspon secara reduction, 24 medium risk yang harus di respon reduction; 11 medium risk yang harus direspon secara Transfer dan 2 High risk yang harus direspon secara Transfer.
Sedangkan pada risiko eksternal berupa risiko market dan lingkungan didapat 40 risiko yang teridentifikasi dimana 26 risiko adalah risiko lingkungan dan 14 risiko market yang keseluruhannya adalah risiko baru. Dari 26 risiko Lingkungan yang teridentifikasi, terdapat terdapat 1 low risk yang harus direspon secara reduction, 6 medium risk yang harus di respon reduction; 4 medium risk yang harus direspon secara Transfer dan 14 High risk yang harus direspon secara Transfer; 1 High risk yang harus direspon secara avoidance. Dari 14 risiko market yang teridentifikasi, 4 medium risk yang harus di respon reduction; 4 medium risk yang harus direspon secara Transfer dan 6 High risk yang harus direspon secara Transfer. Penelitian dapat dikembangkan seelanjutnya dalam mengidentifikasi risiko internal lainnya yaitu risiko Finansial dan risiko eksternal lainnya seperti sosial, politik dan ekonomi.