Polusi udara terjadi ketika polutan di atmosfer mengganggu keseimbangan dinamis
atmosfer pada konsentrasi tertentu yang dapat mempengaruhi manusia dan lingkungan.
Kualitas udara merupakan salah satu faktor yang menentukan kesehatan lingkungan, dan
semakin baik kualitas udara maka semakin baik pula kualitas kesehatannya. Hal tersebut
penulis merancang suatu alat yang dapat mendeteksi tingkat polusi menggunakan sensor
MQ135, sensor MQ7, sensor gas TGS 2602, dan sensor suara yang berbasis Arduino uno.
Perhitungan kualitas yang digunakan adalah Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU).
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemantauan kadar gas NO2, CO yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, menentukan kadar kebauan pada NH3 dan H2S, serta
mengukur tingkat kebisingan yang dapat menyebabkan pencemaran.
Hasil data implementasi alat telah disimpan di Firebase dan ditampilkan di situs web.
Melakukan perhitungan data menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)
dan ambang batas kebisingan dalam dBA. Untuk perhitungan polusi udara menggunakan
kadar gas NO2 dan kebisingan menggunakan dBA. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan data yang dikumpulkan selama satu jam pada pekan akhir pekan siang dan
sore, kemudian untuk hari biasa pada siang dan sore (1 hari).
Daerah yang memiliki tingkat kebisingan suara yang rendah adalah Cigantiri pada
siang weekday dengan nilai 44,51 dan daerah yang memiliki tingkat kebisingan suara
yang tinggi adalah Ciganitri pada sore weekday dengan nilai 111,78. Daerah yang
memiliki tingkat pencemaran udara gas NO2 yang rendah adalah Cigantiri pada siang
weekend dengan nilai 56,75 dan daerah yang memiliki tingkat pencemaran udara gas NO2
yang tinggi adalah ISBI pada siang weekend dengan nilai 178,23.
Kata Kunci: Arduino Uno, Pencemaran Udara, Sensor MQ-135, Sensor gas TGS 2602