Interaksi keluarga merupakan bentuk komunikasi keluarga yang memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap dan karakter individual. Remaja merupakan salah satu fase perkembangan anak dimana terjadi lonjakan emosi yang tidak stabil, sehingga dalam proses pengelolaan emosi dibutuhkan kedewasaan dalam pengambilan keputusan penyelesaian masalah. Penelitian ini membagi interaksi keluarga ke dalam tiga jenis menurut Baumrind (1991) yakni interaksi keluarga autoritarian, autoritatif, dan permisif. Interaksi keluarga yang berbeda pada masing-masing keluarga akan menimbulkan perbedaan dampak pada anak termasuk dalam tingkat keterbukaan diri yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tiap jenis interaksi keluarga terhadap tingkat keterbukaan diri mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan yakni kuantitatif dengan jenis penelitian analisis deskriptif. Non-probability sampling digunakan sebagai metode pengambilan sampel yakni sebanyak 452 Mahasiswa Universitas Telkom berusia 18-25 tahun. Pada penelitian didapatkan hubungan negatif dan tidak signifikan antara interaksi keluarga autoritarian terhadap keterbukaan diri dengan nilai konstanta -0.50. Interaksi keluarga permisif menunjukkan hubungan positif namun tidak signifikan dengan nilai konstanta 0.139. Interaksi keluarga autoritatif menujukkan hubungan positif dan signifikan terhadap keterbukaan diri dengan nilai konstanta 1.325, dimana merupakan hubungan paling kuat diantara jenis interaksi keluarga lainnya dalam mempengaruhi keterbukaan diri mahasiswa remaja.