PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri pulp dan kertas yang berada di Indonesia. Tahun 2019 adalah awal PT XYZ memproduksi kertas cokelat atau dikenal dengan brown paper dimana bahan baku yang digunakan berasal dari limbah kertas bekas (waste paper). Waste paper sendiri memiliki komposisi berupa fibers yang dapat diolah dan impuritas yang tidak dapat diolah, sehingga akan menjadi limbah. PT XYZ memiliki pemasok bahan baku waste paper yang berasal dari dalam dan luar negeri dikarenakan pasokan dalam negeri masih terbatas. Namun didalam peraturan menteri perdagangan nomor 31 Tahun 2016 tentang ketentuan regulasi impor limbah non bahan berbahaya dan beracun menyatakan, pemerintah memperbolehkan sampah atau impuritas sebesar 5% dari total keseluruhan, namun kedepannya Kementrian LHK akan menurunkan impuritas yang di perbolehkan menjadi 0% alias harapannya dapat menjadi nihil sampah dan limbah B3. Diperhatikannya aspek-aspek lingkungan dan keberlanjutan (sustainability) dalam melakukan kegiatan proses produksi, ditujukan agar industri pulp dan kertas menjadi industri lebih hijau dan lebih berwawasan lingkungan dengan penggunaan bahan baku daur ulang dan efisiensi energi untuk mendukung kebijakan pengurangan emisi dan tercapainya pembangunan rendah karbon. PT XYZ memiliki permasalahan tingginya tingkat impuritas yaitu 9% sedangkan yang diperbolehkan sebesar 5%, sehingga masih terdapat gap 4%. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh tidak adanya metode pemilihan pemasok serta hanya berdasarkan cost. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai pemilihan pemasok di PT XYZ guna menurunkan tingkat impuritas.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah dapat menentukan kriteria dan subkriteria pemasok yang sesuai dengan kebutuhan PT XYZ dan menentukan peringkat prioritas alternatif pemasok guna menurunkan tingkat impuritas pada bahan baku. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan juga kuesioner kepada pemangku kepentingan (experts) dalam pemilihan pemasok. Terdapat 2 (dua) expert yaitu Kepala Raw Material dan Kepala Produksi. Berdasarkan hal yang disampaikan oleh experts, permasalahan PT XYZ dalam pemilihan pemasok dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Analytical Network Process (ANP) dan Improved Grey Relational Analysis (IGRA). Berdasarkan tujuan dari tugas akhir ini, prinsip ANP digunakan untuk menghitung bobot prioritas kriteria dan subkriteria sedangkan IGRA untuk mendapatkan peringkat prioritas alternatif pemasok terpilih. Sistematika penyelesaian masalah menjelaskan proses dalam pelaksanaan penelitian. Proses pemecahan masalah dibagi menjadi lima (lima) tahapan yaitu tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis dan tahap kesimpulan.
Berdasarkan pengolahan data dari metode ANP, dalam pemilihan pemasok menggunakan kriteria ekonomi dan kriteria lingkungan, dengan hasil bobot subkriterianya yaitu harga (biaya) 0.251, kualitas 0.222, konsumsi sumber daya 0.171, polusi yang dihasilkan 0.160, pengiriman 0.102 dan komitmen manajemen 0.095. Selanjutnya hasil dari pengolahan data IGRA didapatkan hasil dengan skenario menggunakan kriteria ekonomi dan kriteria lingkungan menghasilkan 0% impuritas dengan urutan alternatif pemasok yaitu 12>13>14>10. Hasil skenario menggunakan kriteria ekonomi saja menghasilkan 15% impuritas dengan urutan alternatif pemasok yaitu 12>13>14>11. Hasil skenario menggunakan kriteria lingkungan saja menghasilkan 0% impuritas dengan urutan alternatif pemasok yaitu 10>12>13>14. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan metode ANP dan IGRA dapat menurunkan tingkat impuritas yang dibutuhkan PT XYZ. Penggunaan kriteria ekonomi dan kriteria lingkungan dalam pemilihan pemasok dapat menurunkan tingkat impuritas menjadi 0%, karena jika hanya menggunakan kriteria ekonomi saja, tingkat impuritas yang dihasilkan menjadi 6%. Namun dengan mempertimbangkan ketentuan regulasi yang memperbolehkan impuritas maksimal 5% dan dari sisi biaya bahan baku maka hasil yang paling optimal yaitu skenario dengan impuritas 5%.
Kata Kunci : Pemilihan Pemasok, Analytical Network Process (ANP), Improved Grey Relational Analysis (IGRA).