ABSTRAK
Kota Bandung merupakan kota tujuan destinasi yang banyak diminati oleh wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Terdapat berbagai jenis wisata yang ada di Kota Bandung, salah satunya wisata heritage, wisata kuliner, wisata budaya, wisata belanja, dan wisata lainnnya. Dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan, maka diikuti juga dengan meningkatnya kebutuhan hotel untuk wisatawan menginap.
Pertimbangan wisatawan saat untuk meningkatkan tingkat hunian hotel adalah dengan berkembangnya fenomena staycation. Fenomena staycation merupakan suatu aliran wisata yang sedang tren dikalangan milenial. Staycation adalah suatu kegiatan menginap pada sebuah hotel atau guesthouse di kota konsumen tersebut tinggal yang memanfaatkan secara total fasilitas hotel tanpa melakukan aktifitas diluar area hotel. (James at al., 2017). Dalam mendukung program pemerintah yang sedang berjalan di Indonesia yaitu mengangkat Konsep Ekonomi Kreatif bagi para pengusaha pariwisata. Konsep ini dikembangkan oleh Presiden Republik Indonesia yang berlaku dari tahun 2018 sampai dengan 2025 (perpres No 142 Tahun 2018).
Perancangan hotel ini adalah new design menggunakan denah hotel fiktif berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman, Bandung. Wisatawan lokal maupun mancanegara relatif cenderung memilih hotel-hotel yang berada di sepanjang jalan ini karena tersedianya fasilitas publik dan wisata yang mudah dijangkau dan dekat. Pengadaan hotel ini bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan hunian wisatawan. Perancangan city hotel ini menerapkan tema “nostalgic”, dengan diangkatnya tema ini diharapkan terciptanya pelestarian budaya akulturasi kolonial cina khususnya sampai saat ini dapat dikatakan arsitektur etnis Tionghoa di Indonesia sudah lama mati suri. Tema perancangan ini merupakan suatu sarana dimana “masa lalu” yang menjadi bagian penting dalam proses perancangan interior hotel dengan pengaplikasian elemen kolonial cina
Kata kunci: Ekonomi kreatif, City Hotel, Staycation, Kolonial Cina