Industri makanan dan minuman merupakan penyumbang sebesar 23,78% terhadap ekspor industri pengolahan nonmigas atau sebesar USD 131,05 miliar. Nilai ekspor industri makanan yang tercatat US$ 3,53 miliar, terbesar di antara sektor industri lainnya. Perlambatan pertumbuhan terbesar terjadi pada Industri Makanan dan Minuman, yang melambat dari pertumbuhan sebesar 3,94% (yoy) pada triwulan I-2020 menjadi hanya tumbuh sebesar 0,22% (yoy)
pada triwulan II-2020. Hal ini sangat memberikan dampak terhadap organizational performance industri makanan dan minuman. Penentuan strategi yang tepat dalam mempertahankan competitive advantage bagi masing-masing perusahaan industri makanan dan minuman perlu dilakukan agar dapat meningkatkan organizational performance industri makanan dan minuman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara sustainable supply chain management, innovation dan dynamic capabilities terhadap competitive advantage dan organizational performance. Objek penelitian ini adalah industri yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan dan minuman. Variabel yang digunakan yaitu sustainable supply chain management, innovation, dynamic capabilities, competitive advantage dan organizational performance. Metode pengambilan sampel ditetapkan dengan metode non-probability sampling yaitu metode purposive sampling. Sampel penelitian merupakan karyawan perusahaan industri makanan dan minuman sebanyak 200 sampel.
Pengujian model competitive advantage untuk mengidentifikasi variable yang mempengaruhinya adalah dengan menggunakan metode multidimensional scaling dan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM). Metode multidimensional scaling digunakan untuk mengukur kondisi sustainable supply chain management pada industri makanan dan minuman. Tahap selanjutnya adalah menggunakan (SEM) diawali dengan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengetahui derajat kedekatan indikator terhadap variabel. Tahap terakhir yaitu analisis full model SEM untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variable yang digunakan.
Hasil dalam perancangan model competitive advantage didapatkan bahwa competitive advantage dipengaruhi oleh sustainable supply chain management, dan innovation. Sedangkan dynamic capabilities tidak memberikan pengaruh terhadap competitive advantage. Selain itu competitive advantage memberikan pengaruh terhadap peningkatan organizational performance industri makanan dan minuman. Selanjutnya dalam meningkatkan organizational performance yang berupa kepuasan pelanggan dilakukan dengan mengintegrasikan service quality (servqual) dengan model kano. Hasil integrasi tersebut berupa usulan strategi perbaikan yang didapatkan adalah dengan memperbaiki 13 atribut kinerja kepuasan pelanggan produk makanan dan minuman yang menjadi prioritas perbaikan kepuasan pelanggan yang akan memberikan pengaruh terhadap organizational performance industri. Tahap akhir yaitu dengan memberikan gambaran system terkait indikator yang mempengaruhi competitive advantage berupa input, proses dan output sehingga pihak manajemen mengetahui langkah yang diperlukan dalam meningkatkan organizational performance perusahaan masing-masing.