Setiap perusahaan tentunya akan melaporkan hasil kinerja perusahaan dalam bentuk laporan keuangan, walaupun hal tersebut didapatkan dengan memanipulasi laporan keuangan. Pihak eksternal yang melihat laporan keuangan perusahaan akan tertarik untuk melakukan penanaman modal. Tindakan pencegahan terjadinya kecurangan laporan keuangan perlu dilakukan dan diawasi sehingga tidak terjadi kasus kecurangan laporan keuangan yang dapat merugikan pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor rasionalisasi terhadap kecurangan laporan keuangan. Faktor-faktor rasionalisasi sebagai variabel independen yang digunakan yaitu pergantian auditor, opini audit, BoD non-financial expert, total accrual dan nature of industry dengan variabel dependen kecurangan laporan keuangan. Objek yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021. Pada penelitian ini menggunakan populasi perusahaan sektor manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021 dengan sampel yang digunakan sebanyak 96 perusahaan dengan total 480 data observasi. Data sekunder digunakan pada penelitian ini yaitu laporan tahunan yang terdapat pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2021. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan purposive sampling dengan menggunakan regresi logistik yang diolah menggunakan software SPSS 26 sebagai metode penelitian. Hasil penelitian menujukkan bahwa pergantian auditor, opini audit, BoD non-financial expert, total accrual dan nature of industry berpengaruh secara simultan terhadap kecurangan laporan keuangan. Secara parsial, pergantian auditor dan total accrual berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan, sedangkan opini audit, BoD non-financial expert dan nature of industry tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Pada penelitian ini memiliki keterbatasan yang ditunjukkan dengan nilai Nagelkerke R Square sebesar 53,9%, untuk sisanya sebesar 46,1 % merupakan variabel-variabel yang tidak terdapat pada penelitian ini. Oleh karena itu, disarankan pada penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian kembali dengan menambahkan variabel lain dan menggunakan objek penelitian dari sektor perusahaan lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).