Proses produksi biobriket arang tempurung kelapa pada PT XYZ terdapat stasiun kerja pencampuran yang dinilai memiliki postur kerja yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi. Postur kerja ini terdapat pada proses input bahan baku ke dalam mesin pencampur serta proses distribusi hasil campuran ke stasiun kerja selanjutnya. Selain itu pada proses input dilakukan pengangkatan bahan baku sebanyak dua kali, dimana pekerja harus terlebih dahulu mengangkat ke meja pencampuran untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin pencampur. Pada proses ini postur kerja dinilai menggunakan REBA Worksheet dengan hasil stasiun kerja memerlukan pemeriksaan serta perlu dilakukan perubahan dikarenakan memiliki risiko musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja.
Perancangan menggunakan metode reverse engineering dilakukan untuk mendapatkan pemahaman mesin yang ada pada stasiun kerja pencampuran saat ini sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk mendapatkan fitur yang lebih baik. Selain itu perancangan menggunakan analisis REBA untuk menghitung nilai dari postur pekerja pada stasiun kerja pencampuran saat ini dan dibandingkan dengan mesin pencampur usulan.
Hasil perancangan merupakan mesin pencampur usulan yang terintegrasi, serta memiliki inlet untuk input bahan baku yang disesuaikan dengan antropometri pekerja. Sehingga pada proses input hanya dilakukan pengangkatan bahan baku langsung ke dalam mesin pencampur usulan dengan nilai REBA yang lebih baik. Selain itu pada proses distribusi hasil campuran tidak dibutuhkan pekerja karena mesin usulan telah terintegrasi dengan stasiun kerja selanjutnya. Sehingga dapat dikatakan pada proses distribusi hasil campuran tidak memiliki risiko postur kerja serta dapat meningkatkan produktivitas.
Hasil rancangan mesin pencampur usulan diharapkan membantu pekerja dalam melakukan proses pencampuran, meningkatkan produktivitas, serta dapat menciptakan lingkungan kerja yang terhindar dari risiko kecelakaan kerja serta musculoskeletal disorders (MSDs).