Saat ini dunia telah memasuki Industry 4.0, dimana teknologi sudah banyak dapat ditemukan dalam kehidpan sehari-hari. Bahkan teknologi tidak bisa lepas begitu saja, karena teknologi telah dapat mempermudah dan membantu manusia dalam mengerjakan segala sesuatu, baik itu dalam mencari suatu informasi atau berkomunikasi dengan jarak jauh. Teknologi sudah dapat terintegrasi secara penuh dengan internet, sehingga sistem maupun perangkat dapat melakukan komunikasi dan saling bertukar informasi melalui internet. Bahkan, layanan yang disediakan saat ini sudah massive dan banyak ditemukan dalam jaringan online. Dengan perkembangan tersebut, tentunya skalabilitas dari layanan tersebut sangat besar dan semakin kompleks. Bahkan server dapat menampung layanan tersebut dengan jumlah data yang besar dan sangat cepat. Trafik yang diterima oleh server harus memiliki spesifikasi hardware yang mumpuni untuk mengatasi overload. Jika sewaktu-waktu server tidak dapat menangani jumlah trafik yang sangat besar, maka server akan mengalami down dan tidak dapat melayani berbagai aplikasi yang disediakan oleh server.
Pada Proyek Akhir dilakukan perancangan dan implementasi load balancing menggunakan dua algoritma yaitu Least Connection dan IP Hash pada platform Kubernetes yang disediakan oleh Oracle Cloud Infrastructure. Aplikasi yang akan dilakukan untuk proses implementasi load balancing adalah aplikasi wordpress dengan integrasi database menggunakan MySQL untuk menyimpan seluruh data komponen wordpress. Kemudian, dilakukan analisis untuk perbandingan dari penggunaan dua algorima tersebut. Perancangan proyek akhir ini menggunakan platform kubernetes yaitu sebuah platform untuk membuat kluster server dengan konfigurasi 3 virtual server saling terintegrasi. Selanjutnya dilakukan untuk mengukur performa proses dari aplikasi yang dijalankan berdasarkan parameter response time, throughput, request loss, serta performa penggunaan sumber daya komputasi dari server seperti CPU Utilization.
Hasil pengujian yang didapatkan bahwa algoritma Least Connection memiliki performa yang baik untuk mendistribusikan permintaan dari client menuju worker node berdasarkan parameter response time, throughput, request loss pada performa aplikasi dan CPU Utilization pada performa dari worker node. Pengunaan CPU Utilization dibawah standar penggunaan rata-rata 80%, response time yang bervariatif pada setiap varian user, throughput meningkat setiap bertambahnya user yang mengirimkan request kepada server, serta request loss yang lebih baik dibandingkan dengan algoritma IP Hash. Implementasi load balancing tersebut dapat diakses secara publik, sehingga pengguna dapat melakukan akses aplikasi tersebut melalui internet.