Kecenderungan penggunaan typeface latin terhadap identitas fungsional tertentu seperti poster, logo, majalah, dan lainnya mencerminkan kurangnya kecenderungan khalayak dalam pelestarian budaya. Krisis khalayak akan kesadaran melokal budaya bangsa dalam eksplorasi aksara sebagai salah satu identitas menunjukkan hilangnya rasa kebanggaan dan kecintaan jiwa berbudaya. Tradisi budaya Bali dari metode tradisional kini berubah menjadi metode digital yang cepat dan mudah, sedangkan seni ukir Bali dianggap membutuhkan proses dengan waktu yang lama. Apabila kecenderungan fenomena ini berlanjut, Indonesia akan kehilangan jati dirinya sebagai negara berbudaya.
Karena itu, penerapan typeface menjadi fokus utama pada penelitian ini sebagai solusi penghubung budaya Bali dengan teknologi. Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah melalui pendekatan kualitatif, menggunakan unsur imajinatif, observasi, studi pustaka, serta melakukan wawancara dengan narasumber. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perancangan typeface berbasis seni ukir Bali sebagai identitas visual diperlukan sebagai upaya dalam melestarikan kebudayaan. Hasil perancangan ini difokuskan pada unsur kebudayaan dan eksplorasi tipografi yang mampu digunakan sebagai sebuah medium kreatif dalam mengkomunikasikan kebudayaan lokal daerah Bali sehingga mampu menunjukan keistimewaan Indonesia.
Kata Kunci: Tipografi; Budaya Bali; Modernisasi; Seni Ukir