Penerapan konsep Smart Village menjadi implementasi lanjutan dari Smart City karena memiliki karakteristik yang berbeda antara perkotaan dan pedesaan. Tujuan dari penerapan konsep Smart Village ini untuk meningkatkan pelayanan publik berbasis sistem informasi di lingkungan pemerintahan desa. Selain itu, penerapan konsep Smart Village juga menjadi wadah bagi desa untuk meningkatkan potensi dan kualitas dalam aspek kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui perancangan Enterprise Architecture. Perancangan Enteprise Architecture Smart Village menggunakan framework TOGAF ADM 9.2 yang terdiri dari fase Preliminary Phase, Architecture Vision, Business Architecture, Data Architecture, Application Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution, dan Migration Planning. Objek Penelitian ini terletak di Desa Pagerharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta melihat dari nilai Sustainable Development Goals (SDGs) yang masih perlu ditingkatkan khususnya pada Goals 2 (Desa Tanpa Kelaparan) dan Goals 3 (Desa Sehat dan Sejahtera). Hal tersebut didukung oleh kasus stunting yang masih tinggi di Desa Pagerharjo yaitu sebesar 20,24% dan menjadi kasus stunting tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Samigaluh II. Oleh karena itu, perancangan Enterprise Architecture Smart Village diperlukan untuk membantu pemerintah Desa Pagerharjo mengatasi masalah stunting melalui output yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu IT Roadmap dan Blueprint Enterprise Architecture sebagai pedoman strategis penerapan sistem informasi dalam pelayanan kesehatan di lingkungan pemerintahan Desa Pagerharjo.