Game online free fire merupakan game online yang sedang digemari oleh anak-anak usia sekolah dasar. Game yang sedang ramai dimainkan oleh anak-anak ini sudah diunduh sebanyak lebih dari satu juta kali download. Game ini merupakan game battleground. Banyak sekali anak-anak yang sudah diberikan gadget pribadi oleh orang tua mereka. Hal tersebut membuat anak-anak usia sekolah dasar menjadi lupa waktu dan cenderung ketagihan terhadap game online free fire. Ditambah semenjak pandemi pemerintah memberlakukan karantina untuk seluruh warganya agar tidak keluar rumah demi mengontrol penyebaran virus covid-19. Namun karena hal tersebut banyak anakanak yang menjadi terbiasa menggunakan gadget dan kecanduan terhadap game online, terutama game online free fire. Peran orang tua dibutuhkan dalam kondisi anak yang kecanduan game online free fire. Oleh karena itu peneliti ingin melihat bagaimana pola komunikasi yang terjadi dikeluarga pada anak yang berkecanduan bermain game free fire. Peneliti memfokuskan pada Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur karena peneliti melihat banyaknya anak-anak usia sekolah dasar yang sudah diberikan gadget pribadi oleh orang tua mereka dan memainkan game online free fire. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 4 orang terdiri dari 2 orang tua dan 2 orang anak. Sedangkan untuk informan pendukung yaitu 1 orang teman bermain anak dan 1 kakak kandung, dan satu informan ahli yang merupakan seorang psikolog keluarga. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi dan wawancara mendalam. Untuk meningkatkan validitas data, peneliti menggunakan metode triangulasi yaitu membandingkan hasil antara observasi dengan wawancara mendalam yang didapatkan. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis pola komunikasi keluarga, yaitu pola komunikasi protektif dan pola komunikasi pluralistik. Pada penelitian ini ditemukan bahwa keaktifan berkomunikasi dengan anak setiap hari tidak cukup untuk menghilangkan kecanduan game online pada anak. Orang tua harus lebih aware terhadap anak-anak mereka. Dibutuhkan kepedulian, serta pemahaman mengenai parenting terhadap anak. Kata Kunci : Pola Komunikasi Keluarga, Game online, Free fire, Anak Sekolah Dasar