Indonesia dulunya adalah negara produsen dan eksportir minyak dan gas alam dunia (migas), namun dengan kebutuhan minyak dan gas alam dunia dalam negeri yang meningkat dan Indonesia tidak lagi mampu memenuhinya sehingga sekarang lebih bergantung dengan migas impor. Migas merupakan komoditas penting dalam menggerakkan ekonomi negara, sehingga fluktuasi harganya perlu diperhatikan karena rentan terhadap isu-isu global. Sektor bank merupakan salah satu sektor yang rentan dengan faktor-faktor ekonomi yang dapat menyebabkan kredit macet yang dapat berdampak pada kegagalan bank.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh fluktuasi harga minyak dan gas alam dunia terhadap non-performing loan (NPL). Penelitian ini juga akan menganalisis pengaruhnya secara langsung atau tidak langsung dan melalui faktor spesifik negara. Objek penelitian ini menggunakan 33 bank umum konvensional yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2014-2021.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi panel menggunakan model system-GMM untuk menganalisis variabel dependennya yaitu NPL, serta variabel independennya adalah harga minyak dan gas alam dunia, NPL periode sebelumnya, faktor spesifik bank dan faktor spesifik negara.
Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi harga minyak dan gas alam dunia memiliki pengaruh signifikan terhadap NPL. Meskipun pengaruh tersebut signifikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh fluktuasi harga minyak dan gas alam dunia terhadap NPL bank tidak bersifat langsung, melainkan melalui faktor spesifik negara dengan fiscal stance menjadi pendorong utamanya.
Oleh karena itu, harga minyak dan gas alam dunia, faktor ekonomi, dan kebijakan negara perlu diperhatikan dalam merumuskan kebijakan makroprudensial yang efektif untuk mengurangi risiko kredit dan menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
Kata kunci: bank, faktor spesifik negara, harga minyak, harga gas alam, kebijakan makroprudensial NPL