Museum menjadi tempat yang menyimpan fragmen-fragmen dari masa lalu sebagai bukti bahwa seiring dengan berjalannya waktu, segala aspek dalam kehidupan akan mengalami perkembangan. Museum memiliki fungsi utama antara lain fungsi konservasi, fungsi edukasi, dan fungsi rekreasi. Fungsi rekreasi tidak harus dalam bentuk tertentu, karena pada dasarnya dalam konteks ini merupakan upaya agar pengunjung tidak jenuh dengan benda-benda yang dipamerkan di dalam museum yang dapat disebut dengan fenomena kelelahan museum atau fenomena museum fatigue. Dengan adanya fungsi rekreasi pada museum diharapkan dapat mengurangi adanya fenomena tersebut. Museum Nasional Indonesia merupakan salah satu museum yang terdaftar sebagai bangunan cagar budaya yang sudah memenuhi fungsi museum pada umumnya. Namun, museum ini masih minim fungsi rekreasi yang berada dalam lingkup interior. Sehingga dibutuhkan penyelesaian masalah yang dikhususkan dalam lingkup interior dengan mengimplementasikan aspek teknologi pada ruang pamernya yang dikhususkan pada ruang pamer keris dan senjata, serta pada ruang pamer wayang. Pada pengaplikasiannya menggunakan tema Encouraging the Four Human Sensory yang bertujuan untuk menstimulasi empat indera manusia, yaitu audial, visual, termal, dan olfaktori, serta menerapkan konsep Beyond Through Dynamism yang berfokus pada penggunaan aspek-aspek yang dinamis untuk menciptakan kesan yang tidak membosankan, sehingga dapat menyelesaikan permasalahan fenomena museum fatigue tersebut.
Kata kunci: desain interior, indera, museum, teknologi