Museum merupakan sarana edukasi sekaligus rekreasi bagi masyarakat. Selain itu, museum juga memiliki fungsi sebagai sarana konservasi koleksi yang terdapat di dalamnya. Sayangnya, ketiga fungsi utama museum ini belum dapat terlaksana secara maksimal pada Museum Geologi Bandung. Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada objek perancangan, yaitu: permasalahan terkait informasi koleksi museum belum dapat tersampaikan secara efektif melalui metode yang telah diterapkan, alur sirkulasi yang masih membuat pengunjung merasa bingung untuk menentukan arah yang tepat, dan penyampaian informasi yang masih sulit dipahami karena penyampaian informasi koleksi dipaparkan dalam bentuk teks panjang sehingga pengunjung jarang yang membaca informasi. Permasalahan tersebut membuat daya tarik museum rendah dan berimbas pada rendahnya eksistensi museum. Dengan perancangan ulang Museum Geologi Bandung bertujuan agar menaikkan daya tarik museum dengan menggunakan perancangan melalui pendekatan teknologi dalam Flow Activity. Penggunaan teknologi bertujuan agar museum dapat memaksimalkan pemberian informasi koleksi kepada pengunjung, yang juga didukung dengan adanya teknologi yang lebih modern agar penyampaian informasi lebih efisien dan juga lebih menarik minat pengunjung untuk edukasi maupun rekreasi, hal ini juga agar point-point dari visi museum semuanya tercapai dengan maksimal. Selain itu pendekatan Flow Activity agar informasi terhadap alur sirkulasi yang lebih informatif agar pengunjung tidak lagi merasa bingung saat berada di dalam museum.
kata kunci: desain interior, museum, teknologi.