Laporan ini mengulas tentang perancangan desainer produksi dalam pembuatan film yang berfokus pada perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat di Desa Gunung Puntang. Masyarakat di Desa Gunung Puntang, berhasil beradaptasi dalam proses perubahan sosial budaya melalui pengembangan usaha penanaman kopi yang memberikan dampak positif pada aspek ekonomi dan pendidikan. Namun diluar sana, banyak daerah lain juga mengalami kesulitan dalam menjalani pola kehidupan mereka, pencarian ini menjadi kompleks dan menantang, terutama di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang dipengaruhi oleh tingkat literasi masyarakat yang rendah. Untuk mengimplementasikan penelitian ini, digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan lokalitas, teknik yang digunakan ialah observasi, wawancara, studi pustaka, dan kuesioner. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan dalam perancangan desainer produksi pada pembuatan film fiksi dengan mengacu pada karya-karya sejenis seperti "Negeri Di Bawah Kabut" (2011), "Filosofi Kopi" (2015), dan "Kisah Di Hari Minggu" (2017). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan lokalitas dalam perancangan desainer produksi pada film adalah pendekatan yang tepat untuk menyampaikan pesan secara efektif dan mencapai tujuan yang ditentukan. Oleh karena itu, peran desainer produksi menjadi sangat penting dalam produksi film, karena melibatkan aspek-aspek penting seperti pengaturan lokasi, properti, pemeran, dan kostum, yang bertujuan untuk memastikan penyampaian pesan yang efektif dan memenuhi proses perancangan yang diinginkan.