Di Indonesia sudah menjadi hal yang umum bahwa setiap makanan bisa bebas untuk diedarkan dan dijual tanpa adanya pengawasan kualitas dan kontrol kesehatan terlebih dahulu. Untuk itu, sering ditambahkan apa yang disebut "bahan tambahan pangan (BTP)", yang merupakan bahan aktif kimia (food additive), akan tetapi harus sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan, namun masih banyak orang yang menggunakan boraks yang merupakan senyawa yang bersifat beracun. Lalu menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) salah satu kelompok masyarakat yang sering mengalami masalah akibat keracunan makanan jajanan yaitu anak sekolah. Adapun program dari pemerintah yaitu program Keamanan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah (PJAS) dengan menggunakan kendaraan operasional yaitu mobil laboratorium keliling, jenis pelayanan yang di layani dalam kegiatan tersebut yaitu sampling dan pengujian menggunakan rapid test kit untuk mengetahui apakah makanan jajanan tersebut mengandung bahan berbahaya seperti formalin, borax dan pewarna tekstil. Metode yang digunakan yaitu menggunakan mixed methods atau metode campuran agar mendapatkan data yang lebih lengkap, pada teknik pengumpulan data primer melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur. Kemudian hasil dari perancangan tersebut menggunakan basic mobil medium van yaitu Toyota Hiace Premio 2021 yang dimana interiornya di modifikasi untuk dapat membawa peralatan laboratorium pemeriksaan makanan yang lengkap sesuai dengan regulasi saat ini. Dengan kemudahan yang diberikan diharapkan dapat mengubah kinerja pegawai BPOM dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dari analisa data diperoleh bahwa Mobil Laboratorium Pemeriksaan Makanan Keliling tersebut dapat efektif untuk membantu kegiatan pegawai BPOM.
Kata kunci : Bahan tambahan pangan, Beracun, Keamanan pangan, Pelayanan kesehatan