Konsep smart village dijadikan solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Tujuan dari smart village adalah mewujudkan pemberdayaan, penguatan institusi, dan peningkatan kesejahteraan penduduk melalui penggunaan teknologi informasi. Selain itu, penerapan konsep smart village juga menjadi tempat bagi desa untuk meningkatkan kualitas dalam aspek kesehatan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui perancangan enterprise architecture.
Salah satu kerangka kerja yang bisa digunakan untuk merancang Arsitektur SPBE yaitu menggunakan enterprise architecture. Perancangan yang dilakukan memanfaatkan kombinasi antara referensi pada Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang SPBE serta salah satu komponen utama framework EA yaitu TOGAF ADM pada fase preliminary phase dan architecture vision dengan membandingkan kondisi existing dan kondisi targeting.
Objek penelitian ini terletak di Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung. Pemilihan objek penelitian ini berdasarkan nilai Sustainable Development Goals (SDGs) yang masih perlu ditingkatkan khususnya pada Goals 3 (Desa Sehat dan Sejahtera). Hal ini juga didukung oleh angka prevalensi stunting dengan nilai 10,63%, dengan jumlah anak stunting (pendek & sangat pendek) mencapai 294 anak. Oleh karena itu, perancangan enterprise architecture SPBE sebagai strategi pengembangan smart village diperlukan untuk membantu menangani isu stunting.
Keluaran yang dihasilkan pada penelitian ini adalah blueprint artefak berupa diagram, katalog dan matriks pada Arsitektur SPBE sebagai referensi penerapan sistem informasi untuk mendukung pelayanan kesehatan di Desa Rancamanyar.