Museum sejarah Kota Makassar merupakan bangunan yang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dengan luas bangunan 2.108 m2. Kondisi bangunan museum tidak memenuhi standarisasi sebuah museum karena memiliki area sirkulasi yang sangat sempit, terdapat beberapa ruang benda pamer yang tidak dilengkapi dengan signage, penempatan display tidak beraturan atau tidak sesuai dengan story line, sehingga hal tersebut dapat berdampak dan membuat pengunjung museum akan merasa tidak nyaman, bosan dan kurangnya pengalaman ruang yang dirasakan. Tujauan dari perancangan ulang museum ini sebagai sarana pendidikan dan juga hiburan dengan meningkatkan kenyamanan serta pengalaman ruang dengan menampilkan cir khas budaya maritim. Metode perancangan berupa data primer yang dilakukan dengan survey langsung menuju lokasi perancangan, wawancara, dokumentasi dan data sekunder dari studi literatur. Perancangan ini menggunakan konsep ‘’Maritime Struggle in The City of Makassar” yang menggambarkan perjuangan masyarakat Maritim Kota Makassar dengan mengambil unsur kebaharian yaitu kapal, diharapkan pengunjung dapat merasakan pengalaman ruang dengan mudah dan mengerti mengenai sejarah dari perkembangan Kota Makassar yang terkenal sebagai Kota Maritim.
Kata Kunci : Museum Kota Makassar, budaya maritim, Maritime Struggle in The City of Makassar