Munculnya thrift shop di negara-negara berkembang merupakan dampak dari industri fast fashion yang menyebabkan sejumlah besar sisa produksi atau reject berakhir di tempat pembuangan sampah dan laut. Diantara berbagai macam tumpukan pakaian sisa, terdapat jenis produk yang jumlahnya cukup banyak yaitu denim, denim merupakan produk fashion yang populer karena memiliki material kokoh serta desain yang timeless. Untuk mengatasi masalah ini, penulis mengusulkan adopsi "slow fashion" yang menekankan desain yang berkelanjutan dan upcycling bahan limbah menjadi produk baru, dengan menggunakan metode kualitatif penulis mengumpulkan data dalam memproses limbah denim tersebut. Produk upcycle memiliki banyak jenis diantaranya terdapat jam tangan yang merupakan produk fashion dengan peminat yang tinggi, seperti Matoa ID dan Pala Nusantara yang sukses dengan pengolahan limbah kayu menjadi produk jam tangan, hal tersebut menjadi inspirasi untuk mengolah limbah denim menjadi jam tangan. Dengan demikian, penulis bertujuan untuk mengangkat nilai unik tekstur dari denim dan menangani masalah akumulasi limbah fast fashion.