Air merupakan sumber mineral bagi seluruh kehidupan di muka bumi.
Namun semakin berkembangnya zaman dan semakin padatnya manusia di suatu
tempat, tidak semua dapat menikmati air yang layak konsumsi. Salah satu
parameter yang digunakan untuk menentukan kondisi suatu air adalah TDS atau
Total Dissolved Solid. Air yang layak untuk dikonsumsi memiliki nilai TDS < 300
ppm dan memiliki kualitas yang baik jika memiliki nilai TDS < 150 ppm.
Water ionizer merupakan alat yang memanfaatkan elektrolisis untuk
menghasilkan air alkali. Elektrolisis dapat mengurai elektrolit yang ada di air
sehingga mengurangi nilai TDS. Proses elektrolisis juga dapat mengubah suhu air
menjadi lebih tinggi. Untuk mengetahui kondisi air pada saat proses elektrolisis
digunakan sensor SEN0244 untuk memantau nilai TDS dan sensor DS18B20 untuk
memantau suhu air. pH meter digunakan untuk memastikan air hasil elektrolisis
telah menjadi air air alkali. IoT (Internet of Things) juga dimanfaatkan agar dapat
memantau kondisi air dari jarak jauh.
Pada rancangan ini didapatkan hasil yang menunjukan bahwa sistem
pemantauan berhasil diterapkan pada water ionizer dengan memanfaatkan sensor
TDS dan suhu untuk memantau kondisi air pada saat proses elektrolisis
berlangsung. Selain itu juga pemanfaatan fitur IoT juga mempermudah pengamatan
serta pengambilan data. Dengan menggunakan dua merk air mineral kemasan
sebagai sampel air, didapatkan perubahan nilai TDS dan suhu yang berbeda di
kedua sampel. Untuk air kemasan Merek A memiliki nilai TDS dan suhu awal 123
ppm serta 26 ºC dan nilai akhirnya 151 ppm serta 31ºC. Lalu untuk pH awalnya 7,7
dan akhirnya 9,5. Sampel air kedua, yaitu air kemasan Merek B memiliki nilai TDS
dan suhu awal 61 ppm serta 27ºC dan nilai akhirnya 71 ppm serta 28 ºC. Untuk pH
awalnya bernilai 7,58 dan akhirnya 9,68.