Produk kebudayaan Sarung Majalaya sangat populer pada tahun 1920. Namun pada tahun 1970 nama Sarung Majalaya mulai meredup karena masuknya pengusaha dari luar yang menyebabkan pengusaha-pengusaha yang berdomisili di Majalaya kalah dalam persaingan modal. Hal tersebut berpengaruh kepada jumlah produk di pasar yang kian menurun dari tahun ke tahun yang menyebabkan informasi mengenai Sarung Majalaya sangat minim sehingga nama Sarung Majalaya tidak lagi populer. Perancangan Digital Compositing sebagai media informasi tentang produk kebudayaan Sarung Majalaya dengan output film animasi 2D berjudul “Maya dan Jalu: Sarung Ajaib” yang berdurasi 6 menit dilakukan berdasarkan fenomena tersebut. Metode kualitatif participatory learning action digunakan untuk mengumpulkan data dengan dilakukan studi pustaka, observasi, dan wawancara. Dengan didapatkannya data, efek atmospheric ditampilkan di dalam animasi. Penulis berharap dengan adanya animasi “Maya dan Jalu: Sarung Ajaib” ini audiens menjadi mengetahui tentang Sarung Majalaya.