Kecurangan pada laporan keuangan adalah hasil penyajian yang salah akibat tindakan disengaja maupun kelalaian, yang dapat menyesatkan pembaca laporan keuangan secara material. Kecurangan muncul karena didukung oleh tiga faktor, salah satunya adalah tekanan. Tekanan merupakan keadaan yang dirasakan manajemen akibat adanya insentif dalam melakukan kecurangan, terdiri dari financial stability dengan proksi (GPM, ACHANGE, SCHANGE, CATA, SALAR, SALTA, INVSAL), external pressure dengan proksi (LEV, FINANCE, FREEC), personal financial need dengan proksi (OSHIP) dan financial target dengan proksi (ROA).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor tekanan yang paling penting dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2021.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan metode pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh 137 perusahaan sampel dengan total data 685 data observasi. Data dianalisis menggunakan Artificial Neural Network.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa gross profit margin (GPM), cash flow from operating to total assets (CATA), demand for financing (FINANCE), leverage (LEV) dan return on total assets (ROA) merupakan proksi paling penting dan berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, sedangkan proksi lainnya tidak terlalu penting dan tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.
Berdasarkan hasil pengujian, diharapkan dapat membantu peneliti selanjutnya untuk mengembangkan variabel serta proksi menggunakan metode artificial neural network terkait kecurangan laporan keuangan.