Fenomena insecure menjadi hal yang marak dirasakan oleh remaja akhir saat ini, dikarenakan pada usia ini remaja sedang mengalami banyak fase baru dalam kehidupan sebelum menuju fase dewasa. Pada usia ini banyak sekali memunculkan ke khawatiran pada diri remaja akhir, sehingga perlunya komunikasi keluarga yang positif untuk dapat membantu mengurangi perasaan insecure yang tengah mereka alami. Penelitian ini berfokus terhadap pemaknaan insecure pada diri remaja akhir dalam komunikasi keluarga di kota Bandung, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi pustaka, observasi, dan wawancara kepada tujuh informan, yakni tiga informan kunci, tiga informan pendukung, dan satu informan ahli. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja akhir memaknai insecure sebagai perasaan tidak percaya diri dan tidak aman, hal ini didapati dari pengalaman pribadi dan juga konsultasi dengan psikolog. Berdasarkan hasil wawancara pengalaman akan kegagalan atau penolakan, kecemasan sosial, dan dorongan perfeksionisme membuat remaja akhir merasa tidak dihargai atau direndahkan. Dimana hal ini akan membuat remaja akhir menjadi insecure. Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk remaja akhir yang mengalami insecure dalam komunikasi keluarga.
Kata kunci: insecure, remaja akhir, komunikasi keluarga