Tandjung Sari Hotel dihadapkan pada tantangan untuk memperluas jangkauan pasar khususnya dengan pengunjung baru yang berusia muda. Hal ini disebabkan oleh para wisatawan lanjut usia yang menjadi niche market Tandjung Sari Hotel saat ini tidak dapat melakukan kunjungan secara berkelanjutan. Tandjung Sari Hotel melakukan kegiatan komunikasi pemasaran sebagai langkah awal untuk memperkenalkan karakternya sebagai boutique hotel yang menarik bagi kalangan muda. Tandjung Sari Hotel menggunakan komunikasi pemasaran melalui marketing public relations yang berfokus pada pemberian informasi nilai tambah produk, sehingga pemasaran yang dilakukan bersifat soft selling sesuai dengan pemasaran boutique hotel. Bentuk marketing public relations yang dilakukan Tandjung Sari Hotel dapat dianalisis berdasarkan teori tujuh alat utama marketing public relations menurut Kotler yang terdiri dari publikasi, identitas media, acara, berita, pidato, public service activities, dan sponsorship. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dan menjelaskan pelaksanaan marketing public relations yang dilakukan oleh Tandjung Sari Hotel dalam memperkenalkan karakteristiknya sebagai boutique hotel kepada target pengunjung baru. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan paradigma konstruktivisme. Berdasarkan hasil penelitian, Tandjung Sari Hotel tidak menggunakan alat pelaksanaan marketing public relations melalui pidato. Publikasi dan sponsorship menjadi yang paling efektif dalam menyebarluaskan karakter Tandjung Sari Hotel secara spesifik kepada target pengunjung baru.