Upaya pemulihan dari era pandemi dan pengembangan sektor pariwisata di Provinsi Jambi kembali gencar dilakukan sehingga data kunjungan wisata di Kota Jambi meningkat dibandingkan tahun lalu (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jambi). Data jumlah penerbangan beberapa maskapai di Bandara Sultan Thaha juga mengalami kenaikan sehingga mendorong Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang sebesar 53,18 % dari tahun sebelumnya. Dengan kata lain, hotel merupakan fasilitas yang dibutuhkan pengunjung sebagai tempat beristirahat juga tempat tinggal sementara bagi para wisatawan. City hotel dengan klasifikasi hotel berbintang empat di Kota Jambi memiliki jumlah yang lebih sedikit, padahal banyaknya hotel dengan klasifikasi hotel berbintang dapat menambah nilai jual pariwisata di Kota Jambi, karena kualitas pelayanan dapat memengaruhi kunjungan para wisatawan. Selain pelayanan, brand juga menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan wisatawan untuk menginap kembali karena membangun hubungan jangka panjang dengan tamu dan mencapai kesuksesan dalam bisnis perhotelan. Pada proyek perancangan ini, pendekatan brand identity menggunakan brand Accor dipilih karena campaign dari brand Accor yang ingin memperluas kepemimpinannya serta membantu pemerintah mengembangkan sektor pariwisata di Kota Jambi. Studi banding menemukan bahwa brand ini memberikan kenyamanan tersendiri melalui visualisasi hotel, namun penerapan pada beberapa lokasi belum memiliki ciri khas sehingga branding dari hotel tidak bertahan lama. Maka dari itu, perancangan Novotel hotel bintang empat dengan pendekatan brand identity perlu dilakukan guna memberikan pengalaman ruang khas Novotel di Kota Jambi dan menjadi pilihan destinasi yang kembali dikunjungi.
Kata kunci: City Hotel, Brand Identity, Novotel