Laporan keuangan dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang baik mencerminkan adanya persistensi laba selama periode pengelolaan keuangan. Dalam hal ini, persistensi laba adalah ukuran stabilitas dan konsistensi laba perusahaan dari waktu ke waktu. Laba yang persisten merupakan wujud seberapa konsisten kinerja keuangan perusahaan, yang dapat memengaruhi persepsi investor dan pemegang saham (principle) terhadap kinerja perusahaan. Laba yang persisten dapat dipengaruhi oleh masalah agency dimana adanya conflict of interest antara principle dan management. Peluang asimetri informasi dimana management yang memiliki lebih banyak informasi daripada principle dapat memanipulasi laporan keuangan untuk kepentingan sendiri. Untuk mencegah hal tersebut, principle perlu memperkuat pengawasan terhadap manajemen perusahaan melalui dewan komisaris.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik dewan komisaris pada persistensi laba perusahaan publik. Jumlah perusahaan subsektor makanan- minuman dan Farmasi di BEI selama periode 2017-2021 yang masuk sebagai daftar populasi adalah sebanyak 35 perusahaan, kemudian dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 16 perusahaan untuk 5 tahun penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan aplikasi E-Views 12. Variabel dependen penelitian adalah persistensi laba, dengan variabel independen jumlah rapat dewan komisaris, jumlah dewan komisaris independen, expertise dewan komisaris, dan gender dewan komisaris. Sebagai kelengkapan digunakan variabel kontrol profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tingkat hutang.
Hasil penelitian menunjukkan model common effect model yang terbaik dalam menginterpretsaai dampak pengaruh karakteristik dewan komisaris terhadap persistensi laba. Dari empat karakteristik dewan komisaris yang telah diteliti didapat variabel jumlah rapat dewan komisaris berpengaruh signifikan positif terhadap persistensi laba, sedangkan variabel jumlah dewan komisaris independen, expertise dewan komisaris, gender dewan komisaris, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tingkat hutang tidak berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba. Hasil temuan ini menyatakan bahwa semakin banyak jumlah rapat yang dilakukan dewan komisaris akan mewujudkan persistensi laba yang lebih baik. Temuan menarik lainnya ternyata jumlah dewan komisaris independen, expertise, gender, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan tingkat hutang tidak mempengaruhi kondisi persistensi laba
Kata Kunci: Persistensi Laba, Jumlah Rapat Dewan Komisaris, Jumlah Dewan Komisaris Independen, Expertise dewan komisaris, Gender Dewan Komisaris