Film dokumenter ‘Si Pangarantoan’ merupakan film yang dibuat dari kontras budaya yang dialami perantau Batak di kota Bandung dan bagaimana cara mereka beradaptasi dengan perbedaan budaya tersebut. Dalam perantauan itu sendiri terdapat banyak hambatan dan juga perbedaan budaya yang harus dilewati untuk mencapai keberhasilan dalam proses beradaptasi. Seperti pada contohnya dalam perbedaan antara komunikasi perantau Batak dan orang Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai keberhasilan proses adaptasi dari perantau Batak di kota Bandung dalam melewati hambatan-hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara melakukan observasi dan wawancara kepada subjek penelitian dan menggunakan pendekatan estetika. Hasil penelitian yang didapatkan adalah kunci dari adaptasi antara perantau Batak di kota Bandung terletak dalam komunikasi yang kemudian menumbukan proses interaksi sosial. Melalui output film dokumenter, penulis sebagai penyunting film akan merangkai keseluruhan gambar yang didapatkan sehingga pesan dan tujuan dari penelitian ini dapat tersampaikan.