Berinvestasi di sub-sektor basic material industri logam serta mineral masih dinilai relatif menjanjikan. Saham ANTM, INCO dan NIKL dinilai prospektif pada 2022 seiring dengan membaiknya fundamental masing-masing emiten serta penguatan harga komoditas logam dan nikel. ANTM, INCO dan NIKL merupakan 3 emiten yang terdaftar di Bursa efek Indonesia, Sub Sektor basic material industri Logam dan Mineral.
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai wajar saham perusahaan pada sub-sektor basic material industri logam serta mineral menggunakan metode Discounted Cash Flow pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) serta Relative Valuation (RV) menggunakan pendekatan Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Dasar estimasi ialah analisis laporan keuangan ketiga perusahaan pada periode 2017 sampai dengan 2021, untuk melakukan valuasi harga wajar saham di tahun 2022, dengan kinerja laporan keuangan tersebut dipergunakan sebagai dasar data historis, proyeksi dilakukan menggunakan skenario pesimis, moderat, dan optimis untuk proyeksi tahun 2022-2026. Analisis menyimpulkan bahwa dengan menggunakan DCF-FCFF harga saham ANTM overvalued di skenario pesimis dan moderat, undervalued di skenario optimis. Saham INCO overvalued pada skenario pesimis dan undervalued pada skenario moderat dan optimis. Sedangkan saham NIKL undervalued di semua skenario. Analisis menggunakan PBV saham ANTM overvalued pada skenario pesimis dan undervalued pada skenario moderat dan optimis. Sedangkan saham INCO undervalued pada semua skenario dan saham NIKL overvalued pada semua skenario. Selanjutnya menggunakan PER saham ANTM dan INCO undervalued pada semua skenario, saham NIKL overvalued pada semua skenario. Maka kesimpulan dari penelitian ini adalah membeli saham ANTM, INCO dan NIKL.
Kata kunci: Valuasi, Logam dan Mineral, Discounted Cash Flow, Free Cash Flow to Firm, Relative Valuation, PER dan PBV.