Masa pandemi selama tahun 2020 sampai dengan 2021 menyebabkan banyak sektor industri yang terpengaruh sangat kuat. Indikatornya bisa terlihat dari banyak perusahaan yang melakukan kebijakan efisiensi berupa pengurangan biaya yang tidak berhubungan dengan peningkatan pendapatan perusahaan sampai dengan pemutusan hubungan kerja. Meskipun mendapatkan tekanan akibat pandemi, namun berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian tercatat sejumlah subsektor industri tumbuh sangat tinggi pada triwulan II tahun 2021.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai intrinsik saham perusahaan yang bergerak di sub sektor Industrial Goods (Barang-barang Perindustrian) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow (DCF) pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan Relative Valuation (RV) melalui pendekatan Price-to-Earning Ratio (PER) dan Price-to-Book Value (PBV). Laporan keuangan historis tahun 2017-2021 diguakan untuk memproyeksikan perilaku pendapatan dan biaya untuk lima tahun setelahnya pada skenario optimis, moderat, dan pesimis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode DCF-FCFF, nilai intrinsik IMPC, ARNA, dan UNTR berada pada kondisi undervalued di semua skenario. MARK overvalued pada skenario pesimis dan moderat, undervalued pada skenario optimis. HEXA overvalued pada skenario pesimis, undervalued pada skenario moderat dan optimis.
Dengan menggunakan metode RV-PER, ARNA dan UNTR berada pada kondisi overvalued diseluruh skenario sebaliknya MARK dan HEXA undervalued. IMPC undervalued pada skenario pesimis dan overvalued pada skenario moderat dan optimis.
Dengan metode RV-PBV, IMPC, ARNA, MARK, HEXA, dan UNTR berada pada kondisi overvalued pada seluruh skenario.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan akademis maupun implementasi praktis bagi pihak yang membutuhkan.
Kata Kunci: Discounted Cash Flow, Relative Valuation, Nilai Intrinsik, Barang-barang Perindustrian, Penilaian