Berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 31 Desember 2015 diketahui meningkatkan kompetisi industri di kawasan Asia yang merebak ke berbagai sektor. Berlakunya MEA memberikan peluang sekaligus ancaman bagi para pelaku bisnis, karena menyebabkan kompetisi di antara sepuluh negara ASEAN semakin meningkat. Sebagai strategi peningkatan daya saing, perusahaan umum melakukan tindakan ekspansi seperti merger dan akuisisi untuk mempertahankan eksistensinya di pasar. Motif paling umum melakukan merger dan akuisisi ini adalah untuk menciptakan sinergi baik secara operasional maupun keuangan. Strategi ini juga dianggap sebagai jalur tercepat menghadapi persaingan, karena tidak harus mengulang bisnis dari awal.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan sinergi operasi, sinergi keuangan, kinerja keuangan, dan kinerja saham sebelum dan sesudah merger dan akuisisi pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2019. Penelitian ini menggunakan Sales Growth dan Earning per Share (EPS) untuk mengukur sinergi operasi, Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur sinergi keuangan, Return on Equity (ROE) untuk mengukur kinerja keuangan, dan Return (R) saham untuk mengetahui kinerja saham.
Penelitian ini berjenis deskriptif komparatif dengan mengkaji 17 perusahaan yang mengalami penggabungan dan akuisisi (M&A) selama periode 2015-2019 dengan periode pengujian 3 tahun sebelum dan setelah peristiwa tersebut. Objek dari penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok: (i) perusahaan dengan periode pengujian dalam kondisi pasar umum, dan (ii) perusahaan dengan periode pengujian dalam kondisi pasar dengan peristiwa tertentu (Covid-19).
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar hipotesis diterima (SR, EPS, DER, ROE, R), yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan sebelum dan setelah peristiwa, baik dalam kondisi pasar umum maupun kondisi tertentu. Namun, hanya Sales Growth dan Actual Return yang menunjukkan hasil yang berbeda antara dua kondisi pasar yang berbeda. Sementara itu, uji sinergi mengindikasikan bahwa hanya 41,17% dari perusahaan yang menunjukkan adanya sinergi operasional, yang diwakili melalui Sales Growth, dan 35,29% dari perusahaan yang menunjukkan adanya sinergi operasional melalui proksi Earnings per Share. Dalam uji sinergi finansial, 52,94% perusahaan menunjukkan adanya sinergi finansial yang terjadi, yang diwakili melalui rasio Debt Equity Ratio.