Perusahaan telekomunikasi dengan kapitalisasi terbesar di Asia merupakan pemain utama dalam industri telekomunikasi di kawasan Asia. Namun, dalam industri telekomunikasi yang sangat kompetitif, perusahaan-perusahaan ini juga menghadapi risiko financial distress yang signifikan akibat berbagai faktor, termasuk risiko keuangan, risiko operasional, lending interest rate, ukuran perusahaan, dan inflasi. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap financial distress agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mengelola risiko tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh risiko keuangan, risiko operasional, lending interest rate, ukuran perusahaan, dan inflasi terhadap kemungkinan financial distress pada 10 perusahaan telekomunikasi dengan kapitalisasi terbesar di Asia. Penelitian ini menggunakan data keuangan dari 10 perusahaan telekomunikasi dengan kapitalisasi terbesar di Asia selama periode 10 tahun terakhir. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan-perusahaan telekomunikasi dari berbagai negara di Asia, yaitu Indonesia, China, Jepang, India, Singapura, Taiwan, dan Hongkong.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, yaitu penggunaan numerik dan statistik yang menghasilkan informasi untuk dibuat suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menyusun deskripsi atau gambaran secara sistematis serta mempunyai sifat hubungan antar fenomena yang diteliti, menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di bursa saham Asia. Penelitian menggunakan type panel data dengan purposive sampling. Analisis regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independent (risiko keuangan, risiko operasional, lending interest rate, ukuran perusahaan, dan inflasi) dengan variabel dependent (financial distress).
Analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa risiko keuangan, lending interest rate, ukuran perusahaan dan inflasi memiliki nilai mean lebih besar dari standar deviasi, artinya variasi atau sebaran data cenderung terkonsentrasi di sekitar nilai mean. Sementara risiko operasional memiliki standar deviasi yang relatif tinggi dibanding nilai mean artinya data memiliki variasi yang signifikan atau distribusi data cenderung lebih lebar atau ada satu atau beberapa titik data yang jauh dari nilai rata-rata
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lending interest rate memiliki pengaruh signifikan yang negatif terhadap financial distress. Selain itu inflasi juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap financial distress. Sementara itu risiko keuangan, risiko operasional, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap financial distress di perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia periode 2013-2022.
Kata Kunci : financial distress, inflasi, lending interest rate, risiko keuangan, risiko operasional, ukuran perusahaan, perusahaan telekomunikasi.