PT XYZ adalah salah satu perusahaan Aerospace di Asia yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang, dimana pada proses produksinya masih belum berjalan dengan baik karena masih ditemukan defect. Upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencegah terjadinya defect yaitu dengan memberikan peringatan atau teguran kepada operator proses produksi agar meningkatkan kehati-hatiannya dalam bekerja, namun upaya tersebut masih belum bisa mencegah terjadinya produk defect. Berdasarkan permasalahan tersebut, metode yang digunakan pada tahap usulan perancangan adalah metode Six Sigma dengan pendekatan DMAI dan Reverse Engineering. Six Sigma merupakan metode identifikasi dan penghapusan variabilitas, Reverse Engineering merupakan metode pengembangan produk dari produk yang sudah ada. Tahapan dari kedua metode tersebut diintegrasikan untuk memperbaiki proses material handling komponen Panel Exterior D-Nose Ifle yang memiliki frekuensi kemunculan defect terbanyak akibat posisi penempatan komponen yang dilakukan dengan cara ditumpuk dan penggunaan pengaman pada MHE belum sesuai. Rancangan usulan yang dibuat adalah sebuah trolley. Tujuan dari perancangan trolley tersebut adalah untuk mengatasi terjadinya defect scratch & damager dengan mengubah dimensi dan kapasitas trolley menjadi sesuai untuk memuat komponen Panel Exterior D-Nose Ifle maksimal sebanyak 4 komponen tanpa ditumpuk dan menggunakan pengaman karet untuk melindungi komponen, sehingga perusahaan dapat melakukan proses material handling yang efektif tanpa merusak kualitas produk. Dengan adanya trolley usulan tersebut, diharapkan dapat meminimalisasi jumlah defect sebesar 46,88% dari jumlah defect sebelumnya dan juga dapat meningkatkan kapabilitas proses dari level sigma existing sebesar 3,896 sigma menjadi nilai level sigma baru sebesar 4,119 sigma yang artinya meningkat sebesar 0,223 sigma.
Kata Kunci: Defect, Material Handling, Six Sigma, DMAI, Reverse Engineering