Teknologi saat ini dapat dikatakan berkembang pesat seiring perkembangan zaman. Kebutuhan masyarakat saat inipun dapat diselesaikan oleh teknologi, terutama pada aplikasi mobile yang dimana dapat membantu aktivitas masyarakat sehari - hari. Hal ini juga dapat ditemukan pada industri finansial terutama pada Financial Technology, yang dimana banyak sekali masyarakat yang sudah menggunakan aplikasi fintech untuk membantu kebutuhan kesehariannya. Salah satu model fintech yang dapat menjadi pendorong kebutuhan keseharian masyarakat adalah model peer-to-peer lending, terutama pada kebutuhan para Generasi Z saat ini. Maka dari itu penelitian ini berfokus pada permasalahan antara fintech peer-to-peer lending dengan Generasi Z. Generasi Z dikenal sebagai "digital natives", yang dimana sangat bergantung pada teknologi digital, tetapi juga berpotensi mengalami technostress karena terus terpapar perkembangan teknologi yang cepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan User-Centered Design (UCD) dan melakukan tiga kali pengujian terhadap aplikasi fintech. Pengujian melibatkan testing user experience, deteksi durasi pengerjaan, deteksi misclick, dan penggunaan Single Ease Question untuk mengukur tingkat kemudahan penggunaan. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan evaluasi dari desain eksisting, targeting, hingga desain revisi, dengan skor Single Ease Question mencapai 6,8 hingga 6,9. Hal ini menandakan bahwa perubahan desain berhasil meningkatkan kenyamanan dan kemudahan pengguna dalam menggunakan aplikasi fintech tersebut. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi perusahaan fintech dalam memahami dan memenuhi kebutuhan generasi Z pada penggunaan teknologi. Dengan memperhatikan aspek User Interface (UI) dan User Experience (UX), fintech dapat menyediakan solusi yang lebih baik dan lebih sesuai dengan preferensi Generasi Z.