Pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia masih belum merata. Hal ini disebabkan oleh kesulitan akses terutama di daerah perdesaan untuk mendapatkan konektivitas fiber optic. Seiring dengan adanya pandemi COVID-19 mengubah aspek pembelajaran, pekerjaan, dan sistem pemerintahan di desa menjadi online, sehingga meningkatkan kebutuhan akan internet di perdesaan. Sebagai tanggapan, pada awal tahun 2021 Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempercepat upaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di perdesaan melalui peluncuran program Desa Digital. Dalam penelitian Tugas Akhir ini, dilakukan perancangan dan implementasi jaringan wireless point to point menggunakan radio microwave di Kecamatan Cidolog, Provinsi Jawa Barat. Perancangan sistem mencakup survei lokasi untuk mendapatkan line of sight dan fresnel zone, sehingga spesifikasi radio dan antena dapat ditentukan sesuai kebutuhan. Selain itu, dilakukan perhitungan link budget untuk mengukur kelayakan jaringan. Hasil dari perancangan tersebut disimulasikan menggunakan software berbasis web yaitu ISP Design Center. Implementasi dilaksanakan dengan mengacu pada parameter yang dihasilkan dari perancangan sistem dan simulasi. Melalui hasil implementasi menggunakan radio airFiber AF-5XHD dan antena airFiber AF-5G34-S45, dengan frekuensi kerja 6131 MHz, bandwidth 100 MHz, serta daya transmisi (Tx Power) sebesar 29 dBm, berhasil diperoleh total capacity jaringan sebesar 202.24 Mbps, dengan throughput mencapai 186.57 Mbps, dan latency selama 3.33 ms tanpa adanya packet loss. Nilai RSSI di lokasi BTS Sukamenak tercatat sebesar -76 dBm dengan CINR mencapai 16 dB, sementara di lokasi Kecamatan Cidolog RSSI sebesar -74 dBm dengan CINR mencapai 14 dB. Hal ini menghasilkan modulation rate 2x dengan modulation QPSK MIMO. Hasil ini menunjukan keberhasilan implementasi yang baik, serta telah dapat digunakan oleh masyarakat Kecamatan Cidolog khususnya masyarakat Desa Jelegog, Desa Sukasari, dan Desa Janggala.