BPBD Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga instansi pemerintah non-departement yang melakukan tugas penanggulangan bencana di wilayah baik Provinsi ataupun Kabupaten/Kota. Salah satu Bidang yang dimiliki oleh BPBD Provinsi Jawa Barat adalah Bidang Kedaruratan dan Logistik yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan tanggap darurat untuk kerusakan dan sumberdaya secara cepat dan tepat. Pengelolaan sumberdayaanusia, peralatan serta penyelenggaraan rekomendasi status keadaan darurat bencana merupakan tugas dan tanggung jawab dari Bidang Kedaruratan dan Logistik. Saat ini pengukuran kinerja BPBD Provinsi Jawa Barat khususnya Bidang Kedaruratan dan Logistik belum mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan dalam melakukan perkembangan instansi, oleh karena itu hal ini dapat mempengaruhi tujuan dan sasaran strategi instansi tersebut sehingga pengukuran kinerja masih belum mencakup keseluruhan aspek yang dibutuhkan pada BPBD Provinsi Jawa Barat khususnya Bidang Kedaruratan dan Logistik.
Pengukuran kinerja yang diterapkan oleh Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Jawa Barat hanya mencakup pada aspek penerima manfaat dan pengukuran hanya berdasarkan rencana strategis (Renstra). Oleh karena itu, sistem pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dirancang untuk melakukan pengukuran kinerja yang tepat bagi instansi. Pemilihan metode Balanced Scorecard didasarkan melalui karakteristik pendekatan metode yaitu proses mendapatkan hasil Balanced Scorecard melalui empat perspektif diantaranya perspektif keuangan, penerima manfaat, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran kinerja Balanced Scorecard ini akan mencakup seluruh aktivitas instansi baik internal dan eksternal serta keuangan dan non keuangan.
Metode pengukuran kinerja ini dikembangkan dengan menyusun alternatif strategi instansi berdasarkan analisis SWOT pada Bidang Kedaruratan dan Logistik, makalah ilmiah, dan rencana strategis (Renstra) hingga menyusun strategy map yang menjadi acuan dalam menentukan indikator pengukuran kinerja pada Bidang Kedaruratan dan Logistik. Data yang diperoleh merupakan data primer yang didapatkan melalui wawancara, data instansi, dan kuisioner. Data sekunder pada penelitian ini di dapatkan melalui studi literatur. Setelah itu dilakukan perumusan sasaran strategi perspektif Balanced Scorecard yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan strategy map untuk mengidentifikasi Key Performance Indicator (KPI) lalu dilakukan pembobotan pada masing-masing kriteria menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) selanjutnya membuat sistem pendukung keputusan (dashboard). Metode inilah yang akan digunakan sebagai alat ukur pendukung dalam Balanced Scorecard.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, hubungan sebab akibat antar strategi mampu di lihat dengan strategy map sebagai dasar penentuan pengukuran kinerja (KPI) yang meliputi aspek internal dan eksternal. Penentuan bobot prioritas kinerja telah dilakukan yang dilanjutkan dengan membuat perancangan sistem pendukung keputusan (dashboard). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rancangan alat ukur penilaian kinerja dengan metode Balanced Scorecard menghasilkan 18 KPI. Dari hasil pengolahan data dengan metode AHP diketahui bahwa perspektif penerima manfaat mempunyai bobot paling tinggi dengan nilai bobot sebesar 57%, sedangkan nilai bobot tertinggi kedua terdapat pada perspektif proses bisnis internal dengan nilai bobot sebesar 23%, perspektif finansial mempunyai bobot 15% pada urutan ketiga, kemudian perspektif pembelajaran dan pengembangan mempunyai bobot 5% pada urutan keempat.
Dilihat dari hasil yang didapatkan melalui penelitian ini, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengembangan lanjutan yang dapat dilakukan oleh para peneliti selanjutnya yaitu penelitian ini perlu dilanjutkan pada tahap implementasi untuk mengetahui efektivitas kinerja instansi yang ada saat ini. Kemudian para peneliti selanjutnya dapat melakukan benchmark dengan instansi lain menggunakan metode Balanced Scorecard dan Analytical Hierarchical Process sehingga instansi dapat mengambil keputusan dengan lebih mudah.
Kata kunci: Analytic Hierarchy Process, Balanced Scorecard, Key Performance Indicator, SWOT.