PT XYZ yang merupakan salah satu anak perusahaan dari perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang bergerak dalam bisnis penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan. PT XYZ yang berfokus pada perluasan jaringan broadband untuk memberikan akses informasi dan komunikasi yang cepat bagi seluruh masyarakat. PT XYZ banyak menangani proyek-proyek pengadaan jaringan telekomunikasi. Salah satu proyek yang dilakukan oleh PT XYZ adalah proyek shifting to the front atau yang biasa disebut dengan STTF. Proyek STTF adalah pekerjaan percepatan pengadaan infrastruktur jaringan kabel fiber optik. Proyek STTF segmen distribusi yang sedang dikerjakan oleh PT XYZ adalah proyek STTF di desa Sundamekar, kabupaten Sumedang. Pada proyek STTF Sundamekar ini memiliki permasalahan dalam hal manajemen proyek. Setelah dilakukan observasi ternyata tim proyek belum memiliki dokumen daftar risiko dan respons risiko yang dapat dijadikan panduan dalam melakukan pengambilan keputusan jika terjadi sebuah risiko. Perancangan daftar risiko dan respons risiko agar pelaku proyek dapat mengetahui dan mengantisipasi terlebih dahulu mengenai risiko yang mungkin akan muncul dalam proyek. Perancangan daftar risiko menggunakan metode kualitatif yang dimulai dari mengidentifikasi risiko yang kemudian dikumpulkan dan disusun menjadi risk register. Proses selanjutnya melakukan risk assessment yang dilakukan oleh expert judgement untuk menghitung dampak dan probabilitas yang akan dipetakan ke dalam probability impact matrix. Hasil pemetaan membagi risiko menjadi dua yaitu priority list dan watchlist, dimana terdapat 51 risiko yang termasuk kategori priority list dengan 10 risiko positif di dalamnya dan 40 risiko yang termasuk kategori watchlist dengan 3 risiko positif di dalamnya. Seluruh risiko yang telah teridentifikasi akan rancang strategi respons risikonya. Serta risiko dalam priority list akan dirancangkan Contingency plan. Perancangan risk register update akan dilakukan setelah informasi tiap risiko sudah terkumpul.