PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dengan fokus utama perusahaan mengenai proses manufacture, system integrator dan digital. Proyek yang sedang ditangani saat ini berfokus pada system integrator, proyek tersebut mengenai instalasi pengadaan dan pemasangan kabel OSP FO Node-B pada daerah Palembang dan Riau Darat. Pada pelaksanaan proyek diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan adanya kenaikan biaya, keterlambatan waktu serta kurangnya produktifitas pekerja. Hal tersebut membuat perusahaan membutuhkan analisis yang mendalam mengenai permasalahan yang muncul pada tahapan pelaksanaan proyek. Pendekatan Lean Project Management (LPM) dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pemborosan dan estimasi solusi yang dapat dijalankan untuk menyelesaikan waste yang teridentifikasi dalam proyek. Perusahaan juga membutuhkan adanya metode penilaian mengenai pemborosan mana yang menjadi prioritas utama untuk ditangani terlebih dahulu. Adapun metode yang dapat digunakan dan memberikan penilaian secara rinci mengenai permasalahan waste yang terjadi adalah Waste Failure Mode and Effect Analysis (W-FMEA). Hasil akhir dari penerapan Lean Project Management (LPM) dan Waste Failure Mode and Effect Analysis (W- FMEA) pada proyek ini meliputi adanya delapan non-value-added activities yang teridentifikasi dengan jenis waste meliputi overproduction, waiting, innapropriate processing dan unnecessary motion yang disajikan pada waste response. Cost Impact Estimation didapatkan dari dua non-value-added activities yang teridentifikasi menghasilkan kenaikan biaya sebesar Rp 38,382,035. Pada tabel Waste Failure Mode and Effect Analysis didapatkan bahwa kondisi cuaca yang buruk memiliki kategori yang tinggi dengan nilai WPN sebesar 560 dengan kategori tinggi dan CPN sebesar 650 dengan kategori yang sama yaitu tinggi.