Pertanian merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat dan menjadi mata pencaharian masyarakat Indonesia. Namun, saat ini Indonesia menghadapi tantangan baru terkait semakin berkurangnya lahan pertanian. Untuk mengatasi masalah pangan di Kota Bandung, budidaya sayuran dengan teknologi hidroponik menjadi alternatif yang menarik. Selain untuk konsumsi sendiri, budidaya hidroponik juga bisa menjadi peluang bisnis bagi para petani. Namun, banyak petani hidroponik yang baru memulai usaha mengalami kesulitan dalam memasarkan produk mereka karena kurangnya pengetahuan tentang pemasaran. Untuk mengatasi masalah ini, internet menjadi solusi yang efektif. Internet dapat digunakan untuk memasarkan produk melalui berbagai platform, termasuk marketplace. Di Kota Bandung, terdapat potensi besar untuk mengembangkan platform marketplace khusus bagi petani hidroponik. Dalam penelitian ini, penulis akan fokus pada pembuatan platform tersebut, yang dirancang untuk membantu petani hidroponik memasarkan produk mereka secara online. Tujuan penulis adalah memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam membeli sayuran serta meningkatkan daya saing produk petani hidroponik di pasar. Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan metode prototyping, metode ini adalah salah satu dari sekian banyak Software Development Lifecycle di mana calon pengguna dapat berinteraksi dengan rancangan platform dan memberikan umpan balik lewat Single Ease Question sebelum implementasi sebenarnya. Dengan demikian, penulis dapat memastikan bahwa platform yang dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian akhir pada tahap pengembangan menggunakan pengujian User Acceptance Testing, dimana calon pengguna mencoba aplikasi secara langsung dan memberikan umpan balik berupa pernyataan layak atau tidaknya aplikasi ini dirilis. Data yang penulis simpulkan dari User Acceptance Testing menyatakan bahwa aplikasi LapakHidroponik sudah layak untuk digunakan sesuai dengan harapan dan kebutuhan calon pengguna.