Esensi dasar dari pariwisata berkelanjutan yaitu menyeimbangkan antara
peningkatan perekonomian dari pengembangan wisata dan dampak pengembangan
wisata tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari pengembangan wisata terdiri dari
dimensi lingkungan, dimensi sosial dan dimensi ekonomi. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk memberikan solusi terkait tiga dimensi permasalahan yang dialami
pada destinasi wisata Desa Saba Budaya Baduy, dengan mengusulkan kebijakan
yang mengacu pada teori keberlanjutan wisata. Penelitian ini menggunakan
kombinasi metode antara Soft System Methodology (SSM), interpretative
structural modelling (ISM), dan Sistem Dinamis, untuk menganalisa permasalahan,
Menyusun strategi kebijakan dan mensimulasikan kebijakan tersebut. Hasil dari
SSM dan ISM ini berupa lima strategi kebijakan untuk menyelesaikan
permasalahan, diantaranya kebijakan pendanaan, regulasi pada tour guide, regulasi
pada jasa travel, promosi, dan evaluasi pencapaian, inisiator atau yang menjalankan
kebijakan adalah Kementerian Pariwisata. Hasil simulasi model sistem dinamis
dipilih melalui model skenario 2 (dua), dimana terdapat pendanaan peningkatan
kualitas wisata sebesar 10% / tahun dan anggaran Desa sebesar 15% / Tahun guna
meningkatkan jumlah pengunjung, serta menetapkan toleransi nilai ambang batas
pengunjung sebesar 30% guna mengontrol jumlah pengunjung. Model skenario 2
(dua) ini dapat menyeimbangkan antara peningkatan perekonomian Desa yang
ditimbulkan dari jumlah pengunjung dan pengontrolan jumlah pengunjung