ABSTRAK
Perubahan iklim dan polusi udara menjadi isu penting bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah emisi kendaraan bermotor, United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan bahwa sebanyak 6,5 juta jiwa meninggal setiap tahunnya dikarenakan paparan kualitas udara yang buruk. Pemerintah Indonesia melalui Perpes 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai terus berupaya untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini, mobil listrik dianggap salah satu respons untuk mengurangi polusi udara, terlebih khusus jenis Battery Electric Vehicle (BEV). Namun, hingga saat ini persentase pengguna mobil listrik di Indonesia masih sangat sedikit bahkan persentasenya tidak lebih dari 0,5%. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti harga yang relatif tinggi, daya baterai yang dinilai capat habis, fasilitas infrastruktur yang masih minim, serta insentif atau kebijakan. Kehadiran dan diterimanya mobil listrik oleh masyarakat Indonesia tidak terlepas dari kebutuhan yang berbeda dan pendorong masyarakat dalam membeli mobil listrik. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui preferensi masyarakat Indonesia terhadap kehadiran mobil listrik. Yang diukur melalui lima atribut (harga pembelian, driving range, ketersediaan mode fast charging, kebijakan insentif, dan tipe muatan kendaraan), level, dan stimuli. Masih sedikitnya penelitian yang membahas preferensi dengan objek mobil listrik di Indonesia menjadi salah tujuan penelitian ini. Penelitian bersifat kuantitatif dengan tujuan deskriptif memperoleh data melalui teknik pengumpulan penyebaran kuesioner dengan skala likert terhadap 385 responden yang dihitung dengan menggunakan rumus Bernoulli. Kemudian data akan diolah menggunakan teknik analisis konjoin dengan bantuan software SPSS Versi 27.
Kata Kunci: Atribut, Konjoin, Level, Mobil Listrik, Preferensi, Stimuli