Kopi menjadi salah satu komoditas populer di Indonesia mulai dari anak
muda hingga orang tua. Saat ini, terdapat trend kenaikan produksi kopi di
Indonesia. Salah satunya adalah Kopi Dua Gunung yang merupakan produsen
kopi di Pasuruan yang menggunakan sistem produksi make to stock. Dalam
melakukan proses produksinya, Perusahaan Kopi Dua Gunung tidak dapat
memenuhi permintaan konsumen karena mengalami kesulitan dalam memprediksi
permintaan konsumen, serta meningkatkan efisiensi perusahaan. Maka dari itu
perlu menganalisis proses input dan output pada objek amatan untuk
mengevaluasi efisiensi proses produksi guna menjaga keseimbangan rantai pasok
melalui identifikasi sumber bottleneck. Tahapan yang dilakukan adalah
forecasting untuk mendapatkan input rate kemudian dilanjutkan dengan
menganalisis aliran proses produksi dengan metode value stream mapping (VSM).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada proses produksi, terdapat
bottleneck pada dua stasiun kerja karena kekurangan kapasitas waktu dan
ditemukan waste jenis motion. Hal tersebut mengakibatkan pabrik tidak dapat
memproduksi kopi sesuai target yang diproyeksikan pada tahun 2023.
Berdasarkan hasil penelitian kopi robusta proses natural di Perusahaan kopi Dua
Gunung dapat mengurangi 36 aktivitas menjadi 23 aktivitas, sehingga dapat
menurunkan waktu sebesar 431.08 menit menjadi sebesar 419.01 menit dengan
presentase pengurangan 2.8%. Skenario 3 merupakan usulan rekomendasi terbaik.
Hasil rekomendasi tersebut dapat menghasilkan output lebih dari target yaitu 300
kg/hari, sehingga pada cash flow diketahui bahwa uang masuk terendah yang
didapatkan sesuai dari hasil peramalan permintaan pembelian yaitu Rp92.273.333.
Kata kunci: Kopi, Make to Stock, Waste, Forecasting, Value Stream Mapping