Electric Vehicle merupakan sebuah inovasi baru yang ditawarkan produsen otomotif. Kendaraan listrik menggunakan teknologi baru, termasuk penggunaan energi listrik dalam sistem penggeraknya. Namun, kesuksesan EV dipengaruhi oleh bagaimana kendaraan tersebut diterima dan diadopsi. Industri dan pemerintah perlu memahami apa yang membuat mendorong konsumen mempertimbangkan untuk membeli EV dan bagaimana kebijakan yang dibuat mendorong perilaku tersebut Dengan mengidentifikasi faktor pendorong maka dapat membantu produsen, pemerintah, dan stakeholder lainnya untuk menyusun langkah-langkah yang sesuai dalam mengendalikan hambatan penerimaan EV.
Penelitian ini meneliti variabel pendorong EV Purchase Intention dengan menggunakan pendekatan model C-TAM-TPB dan enam variabel ekstensi, yaitu Incentive Policy Perception, Price Value, Functional Value, Cognitive Status, Perceived Risk, dan Infrastructure Barrier.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan deskriptif konklusif. Data yang digunakan berasal dari kuesioner yang disebarkan kepada 385 orang dengan menggunakan teknik pengumpulan purposive sampling. Kuesioner menggunakan skala Likert. Waktu pelaksanaan dilaksanakan secara cross-sectional. Teknik analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Berdasarkan hasil penelitian, Perceived Usefulness dan Perceived Ease of Use berpengaruh positif signifikan terhadap Attitude Towards EV. Selanjutnya, Attitude Towards EV, Price Value, dan Cognitive Status berpengaruh positif signifikan terhadap EV Purchase Intention. Sementara itu, Infrastructure Barrier berpengaruh negatif signifikan terhadap EV Purchase Intention. Sedangkan, Incentive Policy Perception, Functional Value, dan Perceived Risk tidak berpengaruh signifikan terhadap EV Purchase Intention.