Kasus stunting atau balita pendek sering kali menjadi masalah yang serius termasuk di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari masalah stunting salah satunya adalah menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan angka kemiskinan serta ketimpangan sosial. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menekan angka stunting salah satunya dengan RPJMN V 2020-2024. Sebagai perpanjangan tangan BKKBN, BKKBN memiliki PIK R dan brand ambassador atau Duta GenRe (Generasi Berencana) yang dibentuk untuk membantu, menyiapkan, dan melaksanakan program-program penyuluhan terkait kesehatan reproduksi dan cegah stunting untuk mendukung target 2024 tidak ada kasus baru terkait stunting di Jawa Barat atau new zero stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses difusi inovasi pada program cafe penting yang dilakukan BKKBN dan Duta GenRe Jawa Barat dalam rangka pencegahan stunting sejak dini melalui remaja. Dalam penelitian ini teori yang digunakan ialah teori difusi inovasi menurut Rogers (1983). Teori difusi inovasi akan mengungkapkan dan menjelaskan secara rinci bagaimana proses difusi inovasi program cafe penting yang dilakukan BKKBN dan Duta GenRe Jawa Barat dalam rangka pencegahan stunting sejak dini pada remaja melalui analisis 4 elemen teori Everret M. Rogers yaitu Inovasi, Saluran Komunikasi, Jangka Waktu, dan Sistem Sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan upaya komunikasi kesehatan yang dilakukan oleh Remaja PIK R dalam mendukung percepatan penurunan stunting dengan cara membuat inovasi program cafe penting untuk memberikan sosialisasi dan pengetahuan terkait stunting, reproduksi, dan substansi genre kepada para remaja di Jawa Barat. Adanya inovasi program cafe penting yang dibentuk oleh Remaja PIK R dan BKKBN ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan & life skills remaja terhadap isu stunting.