Komunikasi merupakan suatu proses penyampain dan penerimaan pesan secara verbal dan non-verbal kepada lawan bicaranya. Interaksi dan komunikasi dalam keluarga sangat diperlukan dalam meningkatkan hubungan didalamnya. Namun beberapa orang terkadang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan autisme pada anak. Anak dengan penyandang autisme memiliki keterbatasan dalam komunikasi, terutama dalam penyampaian dan penerimaan pesannya. Tentu hal tersebut mengharuskan orang tua perlu mengakomodasikan komunikasinya dalam berkomunikasi dengan anak autisme. Teori akomodasi komunikasi pada penelitian ini menggunakan teori akomodasi komunikasi yang dikembangkan oleh West dan Tunner. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana orang tua menyesuaikan gaya bicara komunikasinya dengan anak autisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma deskriptif interpretif. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan pada penelitian ini merupakan orang tua yang mempunyai anak autisme dan sedang menjalani terapi di yayasan SLB Autisme Pelita Hafizh. Hasil penelitian ini menjawab bahwa orang tua yang mempunyai anak autisme cenderung lebih sabar saat mengajaknya berkomunikasi. Orang tua menyesuaikan intonasinya cenderung menggunakan nada tegas dengan ucapan lambat. Orang tua juga menyesuaikan komunkasinya dengan menggunakan komunikasi verbal dan non-verbal. Dengan metode komunikasi tersebur dirasa mampu lebih mudah dipahami dan pesannya lebih diterima.