Kebutuhan konsumen akan ketersedian dan kelengkapan fitur perangkat
telekomunikasi semakin meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut
terciptalah teknologi 5G yang merupakan generasi jaringan telekomunikasi terbaru
meliputi ultra dense network, massive MIMO, device to device, dan moving
network yang kini masih dalam tahap penelitian. Beberapa vendor yang telah
memperkenalkan dan menguji coba teknologi 5G di dunia di antaranya Huawei,
ZTE, dan Ericsson. Qualcomm Technologies dan Intel yang merupakan penyedia
chipset global juga mulai mengembangkan teknologi tersebut dengan
menggandeng beberapa mitra strategis untuk mempercepat terwujudnya teknologi
5G. Di Indonesia teknologi 5G mulai dilakukan persiapan pergelaran oleh
pemerintah guna membantu implementasi era industri 4.0 dan telekomunikasi
sehingga dapat mendukung kegiatan pekerjaan dan berbisnis yang memerlukan
jaringan internet yang luas dan cepat. Namun penerapan teknologi 5G di Indonesia
masih merupakan tantangan yang besar bagi pemerintah baik dari segi spektrum,
ekosistem, infrastruktur dan regulasi di Indonesia.
Sebagai bagian dari pengembangan generasi ke-5 (5G) New Radio (NR)
terhadap ITU yaitu “IMT for 2020 and beyond.” 3GPP telah mengumumkan
spesifikasi pertama untuk 5G NR yang mana merupakan pencapaian yang
signifikan pada industri seluler global untuk memulai pengembangan dalam skala
penuh. Spesifikasi pertama yang dirilis oleh 3GPP yaitu arsitektur 5G NSA (non-
standalone) untuk use-case eMBB (enhanced Mobile Broadband) dan URLLC
(Ultra Reliable ow latency Communication) yang mana pada implementasinya 5G
NR akan beroprasi pada FR-1 dan FR-2 untuk mendukung berbagai macam use-
case. OFDM sejauh ini merupakan bentuk sinyal yang paling cocok untuk 5G NR
karena ketahanannya terhadap dispersi waktu dan memudahkan baik untuk domain
waktu dan frekuensi untuk dieksploitasi ketika menentukan struktur untuk kanal
dan sinyal yang berbeda. 5G NR dirancang untuk mendukung implementasi pada
cakupan frekuensi yang lebar mulai dari sub – 6GHz (FR – 1) sampai dengan
mmWave (FR – 2).
Spektrum frekuensi 28 GHz memang menjadi salah satu opsi pemerintah
selaku regulator untuk menggelar jaringan 5G. Jaringan tersebut juga masuk dalam
rekomendasi ITU di middle layer selain frekuensi 2,5 GHz. Karena itulah perlu
dilakuka uji coba jaringan 5G di frekuensi 28 GHz dengan mengambil kondisi di
Kota DKI Jakarta. mmWave lebih cocok untuk perkotaan dengan kebutuhan
tranfer data besar dengan jumlah penguna lebih banyak. mmWave mampu
menangani banyak penguna dengan trafik data lebih tinggi dibandingi 4G LTE yang
akan melambat ketika terlalu banyak akses perangkat di sekitar menara komunikasi.
Kecepatan mmWave mencapai 2Gb/s (sekitar 200MB/s) yang pernah di uji coba
ketika perangkat dekat dengan antena komunikasi.
Kata kunci: 5G NR, 28 GHz. MMWave.