Film memiliki fungsi untuk mengedukasi khalayak sebagai media massa, akan tetapi pada film Dear David fungsi tersebut dipertanyakan karena film Dear David menormalisasikan pelecehan seksual yang berbentuk toxic masculinity. Wacana toxic masculinity yang ada pada film Dear David berupa tokoh utama pria yaitu David menjadi korban pelecehan seksual dan tidak dapat mengekspresikan emosinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana wacana toxic masculinity yang terbentuk dalam film Dear David. Pada penelitian ini teks, film Dear David menjadi subjek penelitian, sedangkan objek pada penelitian ini adalah toxic masculinity yang ada di film Dear David itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma kritis. Analisis data yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah analisis wacana Van Dijk yang menggunakan yang terdiri dari tiga dimensi utama yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Hasil dari penelitian menemukan bahwa terdapat pandangan toxic masculinity berupa pelecehan seksual yang dinormalisasikan pada lingkungan sekolah, David harus menyembunyikan perasaannya akibat pandangan toxic masculinity di lingkungan sekitarnya.
Kata Kunci: film, toxic masculinity, pelecehan seksual